Pasar penjualan handphone di Indonesia terus menanjak naik setiap tahunnya. Semua itu tentu tidak lepas dari pola konsumen yang ada di Indonesia. Dalam pasar handphone khususnya smartphone, Indonesia merupakan pasar yang cukup unik karena ia mampu membukukan penjualan yang tinggi sebanyak 7,3 juta unit pada kuartal pertama tahun 2014 – berdasarkan data yang di rilis oleh Gfk Asia – terlepas dari kondisi ekonomi negara ini yang masih mempunyai status negara berkembang.
Seperti dilansir dari BBC Indonesia yang berdasarkan survei oleh perusahaan riset IDC, peningkatan pasar penjualan handphone ini sebagian besar akan datang dari perangkat yang mempunyai harga murah serta menggunakan sistem operasi Android.
Berangkat dari kedua riset tersebut, produsen handphone lokal yang notabene sering menghasilkan handphone dengan harga terjangkau tentunya mempunyai celah dalam meraup kue pasar yang sedemikian besarnya.
(Baca juga: 16 smartphone Asia yang ingin menghancurkan Samsung dan Apple)
Kali ini kami membuat daftar dari beberapa pabrikan handphone lokal yang memproduksi handphone guna memenuhi kebutuhan pasar menengah ke bawah tersebut. Bahkan, beberapa ada yang bermain di pasar menengah ke atas menggunakan produk flagship yang mereka miliki.
Smartfren sejatinya merupakan penyedia layanan telekomunikasi yang menggunakan jaringan CDMA di Indonesia. Namun, melihat peluang yang cukup besar di pasar handphone menengah ke bawah, Smartfren mulai menjual produk-produk smartphone. Awalnya, mereka hanya menjual paket bundling dimana mereka menyertakan layanan data dengan produk smartphone yang sudah mempunyai nama seperti Apple dan Huawei. Kini, mereka mencoba merancang dan memproduksi sendiri ponsel mereka yang kemudian dinamakan Andromax melalui pabrik-pabrik ponsel yang ada di China.
Seri Andromax sendiri menyasar kelas menengah ke bawah. Hal ini tidak luput dari strategi Smartfren yang tidak mengambil untung dari penjualan produk. Mereka mengambil untung dari layanan yang disertakan dengan produk tersebut seperti pulsa dan penjualan data. Strategi tersebut berhasil dan Andromax sendiri saat ini telah menjadi brand yang menguntungkan bagi Smartfren, bahkan mengalahkan BlackBerry dalam hal penjualan.
(Baca juga: Harga dan perbedaan Smartfren Andromax C2, G2, i3, dan i3s)
Flagship: Smartfren Andromax i3 dan i3s
Kedua produk ini merupakan produk andalan Smartfren di awal tahun 2014. Berbekal sistem operasi Android 4.3 Jelly Bean yang ditenagai oleh prosesor quad core dengan GPU adreno 302 dan modul RAM sebesar 1GB, pengoperasian pada layar 5 inci dengan resolusi 960×540 piksel yang dimiliki akan terasa gegas dan responsif. Ditambah kemampuan dual-standby GSM dan CDMA, Anda kini dapat menggunakan kartu SIM utama yang disandingkan dengan kartu data dari Smartfren. Andromax i3 dan i3s mempunyai banderol harga sebesar Rp 1,5 juta.
Menyandang status produsen handphone terbesar di Indonesia tidak serta merta membuat Evercoss terlena. Berbekal komitmen untuk menciptakan sebuah produk berkualitas dengan harga yang rendah, Evercoss berhasil mengubah paradigma masyarakat mengenai handphone lokal.
Dalam penjualannya, brand yang sempat dikenal dengan nama Cross ini memang sengaja mengincar pasar menengah ke bawah. Mereka melakukan hal tersebut dengan mendistribusikan produknya ke kota-kota kecil ataupun kota kabupaten alih-alih kota-kota besar seperti Bandung dan Jakarta yang sudah didominasi oleh merk global.
Quality Control sangat dijaga oleh Evercoss. Mereka memastikan bahwa persentase barang yang rusak ketika sampai di toko berada di bawah satu persen. Dan untuk layanan purna jual, Evercoss mempunyai 18 service center serta 57 authorized service center yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini semakin menunjukan komitmen Evercoss dalam memproduksi sebuah handphone murah berkualitas.
Selain memproduksi handphone berkualitas, Evercoss juga mulai merambah dunia tablet yang menggunakan sistem operasi Android.
Flagship: Evercoss A80A
Mengusung konsep dual-standby GSM-GSM, Evercoss A80A menggunakan prosesor octa core yang dipacu pada kecepatan 1,7 GHz dan disandingkan dengan sebuah modul RAM sebesar 1GB. Handphone ini memiliki ukuran layar IPS 5 inci dengan resolusi 1280×720 piksel dan kapasitas penyimpanan data sebesar 16GB dengan pilihan penambahan melalui slot microSD. Handphone ini dibanderol dengan harga Rp 2,7 juta.
Hadir sejak tahun 2006, menurut data yang dikeluarkan oleh International Data Corporation (IDC) dan dikutip dari The Jakarta Post, kini Mito Mobile sudah berada di posisi tiga teratas produsen ponsel lokal Indonesia. Hal tersebut semakin dibuktikan dengan keikutsertaan mereka baru-baru ini di ajang Mobile World Conference (MWC) di Barcelona yang diikuti oleh pabrikan ternama dunia. Nama Mito kini sudah dikenal sebagai brand Indonesia yang mampu bersaing di kancah internasional.
Selain memberi beragam pilihan produk berkualitas dengan harga yang bersaing, Mito juga bekerja sama dengan beberapa mitra seperti Bank BCA dalam menyediakan paket cicilan nol persen guna semakin memperdalam penetrasi ke pasar menengah ke bawah. Selain BCA, Mito berhasil menggaet pihak-pihak seperti Bank Mandiri, Adira Kredit, FIF Spektra, dan Kredit Plus.
Beberapa produk unggulan Mito secara sengaja menantang produk luar seperti peluncuran Mito A77 Fantasy Selfie yang sengaja diproduksi untuk menjadi kompetitor Oppo N1. Mereka memang tidak bersaing dalam segi spesifikasi, namun Mito A77 mengalahkan Oppo N1 secara telak dari segi banderol harga yang dimiliki.
(Baca juga: 4 smartphone murah untuk selfie)
Flagship: Mito Fantasy A95
Mito Fantasy A95 merupakan sebuah perangkat dual-standby GSM-GSM yang mempunyai ukuran layar 5 inci beresolusi 1280×720 piksel dan mempunyai sistem operasi Android 4.2 Jelly Bean yang berjalan di atas dapur pacu quad core 1,2 GHZ serta mempunyai kapasitas RAM sebesar 1GB. Pada bagian belakang, Anda akan menemukan sebuah kamera dengan sensor sebesar 8 megapiksel. Fantasy A95 mempunyai banderol harga sebesar Rp 1,8 juta.
Axioo lebih dikenal dengan produsen laptop serta hardware komputer lokal. Namun, sejak tingginya permintaan pasar terhadap perangkat mobile seperti handphone dan tablet, mereka mulai memperluas jangkauan produk yang mereka miliki. Melalui seri Picophone, Axioo secara pelan namun pasti mulai menarik minat pengguna handphone tanah air untuk mencintai produk lokal dan membeli handphone produksi mereka.
Ketika produsen lokal lain melakukan perakitan handphone di China, Axioo telah melakukan produksi di dalam negeri, tepatnya di daerah Sunter dan Cakung. Jadi, Anda tidak usah merasa heran jika sedang mencari handphone akan menemukan produk Axioo yang mempunyai label “Made in Indonesia”.
Dengan adanya pabrik di kedua tempat tersebut, Axioo memperkirakan bahwa mereka sanggup memproduksi 750 ribu unit handphone per tahunnya – sebuah langkah kecil yang sangat signifikan dalam perkembangan dunia handphone Indonesia.
Flagship: Axioo Picophone X One
Mempunyai layar seluas 4,65 inci yang mempunyai resolusi 1280×720 piksel serta prosesor Snapdragon quad core yang dipacu pada kecepatan 1,2 GHZ dari Qualcomm, Axioo nampak mengincar pasar menengah ke atas melalui produknya ini. Berjalan di atas sistem operasi Android 4.3 Jelly Bean, Anda juga akan mendapatkan kualitas fotografi yang cukup mumpuni berkat kehadiran kamera sebesar 8 megapiksel yang disertai teknologi pengambilan gambar terkini seperti HDR. Axioo Picophone X One dapat Anda miliki dengan banderol harga sebesar Rp 3,5 juta.
Sama seperti Axioo, Polytron melakukan produksi ponsel yang mereka miliki langsung di tanah air. Seperti dilansir dari Republika, pemerintah Indonesia tengah menahan laju impor handphone yang masuk ke tanah air. Oleh karena itu, Polytron sebagai salah satu produsen lokal Indonesia diminta untuk meningkatkan produksi mereka.
Beroperasi penuh sejak tahun 2013, divisi handphone Polytron kini sudah mulai dikenal oleh banyak pengguna handphone di Indonesia. Dengan build quality di atas rata-rata, handphone keluaran Polytron mampu bersaing dengan handphone yang dihasilkan oleh produsen luar.
Harga nampaknya bukan sesuatu yang dikhawatirkan oleh Polytron. Hal tersebut dapat terlihat dari banderol harga menengah ke atas yang ditunjukan oleh jajaran produk yang mereka miliki. Namun melihat kualitas yang ditawarkan, pengguna nantinya dapat melihat bahwa harga yang dimiliki perangkat Polytron setimpal dengan spesifikasi yang dimiliki.
Flagship: Polytron Prime 5 W9500
Prime 5 merupakan perangkat yang sangat pas bagi Anda yang menyukai fotografi. Berbekal kamera dengan sensor sebesar 13 megapiksel yang dipadukan dengan berbagai fitur seperti live effect, frame, ISO, multishoot, dan panorama, pengambilan foto spontan Anda akan mempunyai kualitas baik yang akan membanggakan Anda ketika dibagikan ke situs media sosial favorit. Selain itu, Anda dapat merekam video dengan resolusi full HD 1080p. Dengan prosesor quad core 1,5 GHz dan modul RAM sebesar 2GB, Anda akan mendapatkan sebuah performa yang responsif dan semua itu sesuai dengan banderol harga Rp 3,7 juta yang dimiliki.
Produk handphone lokal selama ini identik dengan kualitas yang berada di bawah rata-rata. Namun, hal tersebut berhasil dipatahkan oleh produsen-produsen tersebut di atas. Dengan mengutamakan kualitas yang dibarengi layanan purna jual prima, tentunya keberadaan produsen handphone ini dapat memenuhi kebutuhan pasar yang menginginkan sebuah handphone murah dan tetap mempunyai kemampuan yang handal sekaligus untuk meredam arus impor handphone yang diproduksi oleh produsen global seperti Samsung dan Apple.
(Diedit oleh Enricko Lukman)
from Berita Teknologi | - Yahoo Indonesia News http://ift.tt/W2dk9R
via IFTTT
0 Response to "Sanggupkah 5 produsen handphone lokal berharga murah ini mengalahkan Samsung dan Apple?"
Post a Comment