
Akhir-akhir ini saya cukup sering bertemu kenalan baru dan saling berbagi kartu nama. Hasilnya, saya mendadak menjadi “kolektor” kartu nama hingga sudah mencapai ratusan dan kewalahan untuk menyimpan serta mem-follow-up para kenalan baru yang telah bertukar kartu nama tersebut. Tetapi, permasalahan saya nampaknya akan segera terpecahkan setelah bertemu dengan tim Proffy sebagai salah satu peserta Indigo Incubator 2014 yang menghuni Bandung Digital Valley. Ya, Proffy merupakan startup asal Bandung yang membuat aplikasi kartu nama digital.
Saya senang memiliki kesempatan berkomunikasi langsung dengan Angga Fatih selaku CEO Proffy yang menjelaskan bahwa Proffy yang didirikan pada April 2014 bukan hanya aplikasi mobile yang memudahkan Anda membuat kartu nama digital serta membagikannya kepada siapapun yang memerlukan — termasuk bagi mereka yang belum men-download aplikasi Proffy sekalipun — tetapi juga bisa mengingatkan dimana Anda berkenalan dengan relasi tersebut dan kemudian mem-follow-up-nya.

Angga (berbatik oranye) kedua dari sebelah kiri bersama tim Proffy
Angga mengakui secara terbuka bahwa ide pembuatan aplikasi Proffy terinspirasi dari aplikasi sejenis buatan startup dari luar negeri yaitu CamCard. Namun, Angga mengklaim bahwa Proffy tentu saja tidak sama persis dengan CamCard yang juga menyediakan layanan pembuatan kartu nama digital dengan cara memotret kartu nama fisik seseorang kemudian menyimpannya di aplikasi tersebut.
Proffy bukanlah aplikasi mobile yang menyimpan kartu nama digital dengan cara memotret kartu nama fisik, melainkan benar-benar membuat kartu nama digital dengan menyediakan berbagai template sebagaimana kartu nama pada umumnya dan menu editor untuk merancang kartu nama sesuai keingian. Setelah pengguna selesai mendesain kartu nama digital sendiri pada gadget-nya masing-masing — baik itu menggunakan smartphone, tablet, maupun phablet — pengguna bisa segera bertukar kartu nama digital tersebut dengan siapapun dan kapanpun.
Proses pertukaran kartu nama digital Proffy ini memiliki beberapa cara. Pertama, menggunakan email sebagaimana orang pada umumnya berbagi data. Tapi, cara yang pertama dikhususkan bagi penerima kartu nama yang belum men-download aplikasi Profffy. Kedua, menggunakan NFC (Near Field Communication) sebuah teknologi untuk memudahkan dalam hal perpindahan data yang menggunakan konektivitas tanpa kabel antar perangkat elektronik dalam jarak dekat. Ketiga, selain menggunakan NFC, sesama pengguna Proffy juga bisa saling memindai QR code yang tertera pada aplikasi tersebut untuk bertukaran kartu nama digital mereka masing-masing.

Screenshot Proffy
Keunggulan Proffy yang menonjol dibandingkan CamCard yaitu memfokuskan pada aktivitas pertukaran kartu nama dengan berbagai cara, pengelolaan kartu nama yang sesuai dengan keinginan, kemudahan pencarian kartu nama dengan mekanisme tagging — pada bagian ini secara manual Anda harus mengetik dengan tag tertentu event apa yang Anda hadiri saat bertukaran kartu nama— , hingga kemudahan untuk merencanakan meeting atau sekedar menyapa ringan dengan fitur “follow up”.
Tidak hanya itu, Anda yang sudah menerima kartu nama digital buatan Proffy dari sesama pengguna lain pun bisa langsung mengakses data yang tertera pada kartu nama digital tersebut — seperti nomor telepon/handphone, instant messaging, alamat email, hingga media sosial yang sementara ini meliputi LinkedIn, Facebook, Twitter, Google Plus, dan Path.
Khusus bagi Anda yang sudah memiliki akun LinkedIn, maka secara otomatis data sesama pengguna yang mempunyai akun LinkedIn juga akan tertarik ke dalam akun Proffy dan dibuatkan kartu nama digitalnya. Proffy sendiri sengaja hanya mengintegrasikan data profil LinkedIn mengingat Proffy memang menargetkan para pengguna dari kalangan wirausaha atau individu yang suka melakukan networking dan biasanya memiliki akun LinkedIn untuk profil resmi mereka.
Proffy berencana akan menerapkan model bisnis berupa pembelian aplikasi dimana untuk tahun pertama pengguna tidak dikenai biaya sama sekali, tetapi pada tahun berikutnya pengguna mesti membayar sejumlah USD 3 per tahun — jika dikonversikan ke dalam rupiah dengan nilai tukar Rp 11.000 per dollar, sekitar Rp 33.000 — untuk memperpanjang penggunaan. Selain itu, Proffy juga menyediakan berbagai template kartu nama untuk dijual dengan harga USD 1 per template.
Sayangnya ketika saya konfirmasi apakah kelebihan dari paid user dibandingkan dengan free user, Angga mengutarakan tidak ada sama sekali. Fitur yang disediakan dan jumlah kuota kartu nama digital yang bisa disimpan tetaplah sama yaitu unlimited. Bahkan bagi pengguna yang memutuskan untuk tidak memperpanjang penggunaan Proffy pada tahun berikutnya sekalipun, kartu nama yang sudah disimpan pada saat masih bersatus sebagai free user juga tetap berada di database Proffy. Ya, tentu saja sang pengguna sudah tidak bisa memfungsikan kembali aplikasi Proffy-nya. Tetapi, kabar buruknya celah ini bisa dimanfaatkan para pengguna yang tidak bertanggungjawab, dengan masih bisa menggunakan Proffy bertahun-tahun tanpa membayar melalui cara curang yaitu mengganti email dan username tiap pergantian tahun.
Menurut pendapat saya, Proffy sebaiknya memberikan pembeda baik fungsi fitur, pilihan desain kartu nama, dan jumlah kuota kartu nama digital yang bisa disimpan untuk dua jenis pengguna yang berbeda yaitu free user dan paid user. Karena menurut saya salah satu alasan pengguna bersedia membayar dengan sejumlah uang adalah karena ingin mendapatkan nilai tambah tertentu.
Saat ini Proffy sedang mengurus legalitas badan hukum yang rencananya akan berada di bawah nama PT. Ravenz Digital Inovasi. Proffy sendiri dikelola oleh tujuh orang dengan komposisi tiga orang full time dan empat orang part time. Sayangnya, Anda masih harus bersabar untuk menunggu aplikasi Proffy versi beta meluncur secara resmi bagi pengguna Android dan iOS sekitar tanggal 2 hingga 7 September 2014 mendatang. Karena masih berusia empat bulan semenjak didirikan, rencana kedepan Proffy masih fokus memasarkan aplikasinya secara massif dan intensif dengan mendatangi event-event wirausaha untuk networking agar aplikasinya bisa dikenal dan digunakan oleh banyak orang.
Angga menuturkan bahwa selain CamCard, aplikasi sejenis yang potensial menjadi kompetitor adalah Sansan. Bedanya, kartu nama digital buatan CamCard dan Sansan lebih berbentuk hasil scanning atau pemotretan, bukan kreasi sang pengguna dengan pilihan desain tertentu yang bisa disesuaikan sesuai keinginan.
Anda bisa menyaksikan profil startup Proffy pada tampilan video berikut ini:
(Diedit oleh Lina Noviandari)

from Berita Teknologi | - Yahoo Indonesia News https://id.berita.yahoo.com/saatnya-beralih-menggunakan-kartu-nama-digital-dengan-aplikasi-113751651.html
via IFTTT
0 Response to "Saatnya beralih menggunakan kartu nama digital dengan aplikasi Proffy"
Post a Comment