GudangImpor manjakan konsumen dalam negeri dengan barang eksklusif luar negeri

GudangImpor 1

Yuwono Wicaksono, founder e-commerce GudangImpor yang berbasis di Jakarta, menginginkan usaha yang ia jalankan menjadi jembatan bagi penggila belanja di Indonesia yang mencari barang-barang dari seluruh dunia. Dibandingkan dengan raksasa e-commerce lokal lainnya yang mendapat suntikan dana dari Rocket Internet dan desain yang menarik, tampilan GudangImpor sangat sederhana; seperti perwujudan UKM di Indonesia.


“Ya, dua e-commerce terbesar di Indonesia adalah Zalora dan Lazada, namun tim kami menargetkan pasar yang berbeda dengan mereka. Duo raksasa tersebut juga memiliki segmen dan pengguna yang berbeda dengan GudangImpor,” jelas Yuwono, pria berusia 28 tahun lulusan teknik elektro UI. Kategori produk yang tersedia di GudangImpor adalah fashion, hobi, furnitur, produk kecantikan, elektronik, dan mainan anak-anak. Di jajaran produk fashion ditawarkan merk-merk berkelas seperti H&M, Playboy, Tommy Hilfiger, dan Kate Spade, sedangkan kategori lainnya menjual produk dari LEGO, IKEA, dan Furby.



Yuwono dan partner-nya Falah Wijaya, yang baru bergabung tahun lalu setelah lulus dari fakultas IT University of Queensland, mengatakan bahwa website mereka baru memiliki sekitar 5.000 member terdaftar dan 8.000 follower di Instagram saat ini. Angka tersebut sangat jauh dibandingkan dengan statistik dari marketplace Tokopedia atau Bukalapak. Namun Yuwono mengklaim perbandingan tersebut tidak sepadan, karena GudangImpor menyasar target yang lebih khusus. “Bulan ini kami memiliki total 200 order [namun] kami mendapatkan margin lebih banyak karena menjual produk yang jarang tersedia di Indonesia. Kami mau para konsumen memiliki pengalaman berbelanja layaknya di luar negeri.”


gudangimpor 2

Menurut Yuwono, mengimpor barang mahal ke Indonesia memiliki banyak rintangan. Ia menyatakan bahwa belanja online untuk barang-barang dari luar negeri memerlukan proses yang rumit bagi masyarakat Indonesia. Seringnya mereka mendapatkan tambahan biaya seperti pengiriman, bea cukai, dan operasional lainnya. Dan parahnya ongkos tersebut lebih tinggi dibandingkan harga barangnya sendiri dan akhirnya konsumen mengurungkan niat untuk membelinya. Ditambah dengan banyaknya kartu kredit Indonesia yang tidak dapat diterima vendor luar negeri untuk pembelian langsung. Yuwono menyatakan permasalahan tersebutlah yang ingin diselesaikan oleh GudangImpor.


Yuwono mengungkap strategi untuk memangkas biaya dengan melakukan pengiriman dalam jumlah yang besar. “Di bisnis seperti ini, makin banyak barang yang dikirim dari luar negeri, makin tinggi pengurangan biaya karena paket dalam jumlah besar akan memberikan keuntungan 80 persen dibandingkan pengiriman paket tunggal.” GudangImpor tidak menyimpan barang-barang jualannya, namun tetap menyimpan sedikit stok yang memiliki banyak permintaan, seperti merk pakaian terkenal untuk pria dan wanita.


Sebagai startup dengan biaya bootstrap dan minim SDM dan infrastruktur, tidak mengherankan barang yang mereka tawarkan sangat terbatas. Kategori buku, musik, travel, dan otomotif masih kosong, sedangkan kategori yang sudah terisi pun baru tersdia dalam jumlah kecil dan kurang tertata. Yuwono mengklaim pilihan kategori yang lebih banyak akan segera diluncurkan karena ia harus melanjutkan network perusahaannya. Ia juga menyatakan tidak sepenuhnya mengerjakan GudangImpor, “Jadi saya fokus mengerjakan GudangImpor selepas jam kantor. Namun saya tetap menikmatinya.”


GudangImpor saat ini mencari suntikan dana dari investor baru yang tidak hanya bisa membantu dalam urusan bisnis namun juga keterampilan lain dan ahli di bisnis e-commerce. Yuwono mengatakan, “Kami mencari partner dan investor yang memiliki passion yang sama di bidang ini.”







from Berita Teknologi | - Yahoo Indonesia News https://id.berita.yahoo.com/gudangimpor-manjakan-konsumen-dalam-negeri-dengan-barang-eksklusif-055943181.html

via IFTTT

Related Posts :

0 Response to "GudangImpor manjakan konsumen dalam negeri dengan barang eksklusif luar negeri"

Post a Comment

wdcfawqafwef