
Jakarta Founder Institute (JFI) telah beroperasi sejak 2011, dan sejak saat itu program ini telah meluluskan berbagai macam startup. Kali ini, Tech in Asia ingin melihat seperti apa perjalanan startup lulusan JFI, perkembangan, siapa yang masih bertahan, dan siapa yang tidak.
Founder Institute mengklaim sebagai program pelatihan entrepreneur dan peluncuran startup terbesar di dunia. Program ini bertujuan untuk membantu calon founder di seluruh dunia untuk membangun perusahaan teknologi yang berkelanjutan dan bekerja sama dengan mereka dari tahap ide hingga peluncuran produk. Founder Institute memiliki cabang di lebih dari 40 negara di seluruh dunia yang sebagian besar di antaranya merupakan negara berkembang seperti Indonesia. Cabangnya di Jakarta dipimpin oleh serial entrepreneur Andy Zain, yang juga merupakan managing director perusahaan VC Mountain SEA Ventures.
Jadi bagaimana keadaan para lulusan JFI sekarang?
Menurut slideshare presentasi JFI, program ini menarik biaya sekitar USD 5.000 (sekitar Rp 61,1 juta). Jumlah tersebut tentunya tidak sedikit bagi startup yang masih bootstrapping di Indonesia, karena uang tersebut bisa dibelanjakan untuk infrastruktur perusahaan. Jadi seberapa besar manfaat yang diberikan JFI bagi startup? Kami rasa mungkin pertanyaan tersebut bisa dijawab dengan melihat beberapa startup lokal lulusan program ini. Beberapa startup lulusan JFI beroperasi dengan sukses. Lainnya tidak. Kami memilih beberapa di antaranya:
Adtik (lulus pada September 2013)
Adtik adalah jaringan promosi silang berbasis Android. Dibuat oleh Alan Chang, Adtik bertujuan membantu developer Android di Indonesia yang tidak memiliki banyak dana untuk mempromosikan produk mereka. Dengan Adtik, pengguna bisa bertukar aplikasi Android mereka dengan siapapun yang ada di dalam jaringan. Selain bisa mempromosikan aplikasi secara gratis, melalui aplikasi ini developer juga mendapatkan komisi dari pembayaran mobile. Alan mengonfirmasi bahwa website ini tidak aktif, karena ia ingin mengejar usaha lain. Kini, ia menjabat sebagai resident expert di Mountain SEA Ventures, dan founder Rehack – salah satu startup lulusan Ideabox – yang memproklamirkan diri sebagai gabungan dari hacker lab dan inkubator ide.
Babybind (lulus pada September 2013)
Babybind adalah aplikasi jurnal sosial mobile yang membantu orang tua mendokumentasikan momen-momen bersama bayi mereka secara digital menggunakan handphone atau tablet. Pengguna bisa memperlihatkan dokumentasi mereka dengan kerabat atau teman melalui media sosial. Aplikasi ini terakhir diperbaharui di Google Play pada Desember 2013 dan memiliki kurang dari 1.000 download. Blog startup ini masih ada, meskipun belum di-update lagi sejak Juli 2013.
Codemi (lulus pada September 2013)
Codemi adalah situs belajar online untuk murid dan guru. Ada banyak kelas yang disediakan seperti kelas bisnis, memasak, dan menyanyi. Website ini masih beroperasi, co-founder Zaki Falimbany dan Faisal Reza kini tengah secara aktif ingin meningkatkan bisnisnya tahun ini.
Mitra Micro (lulus pada Juli 2012)
Mitra Micro adalah platform yang bertujuan untuk membuat asuransi tersedia dan dapat diakses oleh pekerja Indonesia yang tidak memiliki dokumen resmi dengan pendapatan rendah dan cakupan yang terbatas. Hendra Suryakusuma selaku founder startup ini mengatakan bahwa Mitra Micro tidak aktif untuk sementara waktu.
IndoTrading (lulus pada September 2013)
IndoTrading merupakan website marketplace yang berfokus pada kerja sama B2B. Target pasar IndoTrading adalah perusahaan kecil dan menengah yang tidak begitu memanfaatkan pemasaran online. IndoTrading cukup mirip dengan raksasa e-commerce China, Alibaba, yang menginspirasi founder IndoTrading, Handy Chang untuk membuat situs yang sama tapi untuk Indonesia. Handy masih mengoperasikan website ini, dan kabar terakhir yang kami dengar darinya adalah ketika startup ini mendapatkan pendanaan tahap awal dari Rebright Partners pada Oktober 2013.
Wujudkan (lulus pada Juli 2012)

Wujudkan adalah platform yang membantu pelaku kreatif mendapatkan pendanaan untuk proyek-proyek mereka melalui crowdfunding. Website ini masih beroperasi, tetapi selama dua tahun ini tampaknya Wujudkan masih dalam tahap beta yang diindikasikan oleh ikon di homepage Wujudkan. Empat founder asli Wujudkan adalah Mandy Marahimin, Dondi Hananto, Zaki Jaihutan, dan Wicak Soegijoko. Mandy mengatakan:
Dari empat [founder], hanya tiga yang masih bekerja untuk Wujudkan: Mandy, Dondi dan Zaki. Dari tiga [orang tersebut], saya satu-satunya orang yang mengurus operasinya. Dondi mengurus VC-nya sendiri dan Zaki masih bekerja untuk sebuah perusahaan hukum di Jakarta. Kami masih dalam tahap beta, mudah-mudahan tidak lama. Saat ini kami sedang membangun ulang website dan berharap untuk meluncurkannya dalam satu atau dua bulan [mendatang].
Socentix (lulus pada Juli 2012)
Socentix adalah solusi berbasis cloud yang menawarkan business intelligence untuk para alternative asset manager. Startup ini mengklaim sebagai satu-satunya platform untuk socially responsible invetments (SRI) di Indonesia. Website ini cukup berkembang dengan beberapa pilihan bahasa dan banyak informasi. Founder David Darmawan mengatakan bahwa website ini masih “hidup dan berkembang!”
Jagad (lulus pada September 2013)
Jagad adalah marketplace untuk mobil travel dan rental di Indonesia. Startup ini menyediakan pelayanan mobil rental dan travel yang paling mudah, cepat, dan dipercaya di seluruh Indonesia. Website ini masih aktif dan responsif. Founder Agung Firdaus dan Amar Alpabet mengkonfirmasi bahwa Jagad masih stabil dan bertumbuh.
Stilomo (lulus pada Juli 2012)
Stilomo merupakan sebuah aplikasi mobile yang membantu pengguna menemukan promosi makanan yang paling menarik di kota mereka. Co-founder Stanley Octavian mengatakan bahwa Stilomo tidak lagi beroperasi. Ia telah berpindah ke startup ebook baru bernama LIVI, sebuah platform dan perangkat untuk pasar Indonesia yang katanya akan diluncurkan dalam waktu dua bulan [mendatang].

from Berita Teknologi | - Yahoo Indonesia News https://id.berita.yahoo.com/startup-lulusan-jakarta-founder-institute-siapa-yang-masih-112931006.html
via IFTTT
0 Response to "Startup lulusan Jakarta Founder Institute, siapa yang masih bertahan?"
Post a Comment