Beberapa waktu lalu Tech In Asia pernah menulis tentang kehadiran aplikasi chatting asal Finlandia, Jongla di Indonesia. Lalu seperti apa fitur-fitur yang dibenamkan dalam aplikasi ini untuk mengatasi ketatnya persaingan antar messenger yang menjamur di dalam negeri? Simak penjelasan kami berikut ini.
Tampilan sederhana
Saat pertama kali membuka aplikasi Jongla, pengguna disambut dengan warna dasar hijau muda mencolok dan diharuskan mendaftarkan nomor telepon. Ya, layaknya aplikasi chatting lainnya – Whatsapp, KakaoTalk, maupun Line – untuk mendapatkan profil baru. Setelah mengetikkan sandi untuk konfirmasi, barulah pengguna dapat mencoba aplikasi asal Finlandia ini.
Mirip dengan BBM (BlackBerry Messenger), beragam fitur terdapat di sidebar kiri. Fitur yang ditawarkan antara lain profil pengguna yang berada di posisi paling atas, disusul dengan Chats, Friends, dan Find Friends. Tidak seperti aplikasi chatting lainnya yang dapat secara otomatis add friends melalui nomor telepon yang terdapat dalam Kontak, Jongla mengharuskan pengguna untuk mengetik user ID pengguna lainnya untuk dapat terhubung.
Memang, ketika kami menemui CEO Jongla, Riku Salminen, ia berujar bahwa aplikasi ini ditujukan bagi kerabat dekat atau keluarga untuk saling terhubung dan mengutamakan privasi penggunanya.
Selain itu, ada pula fitur lainnya yakni Channels yang telah terisi beberapa akun media lokal, seperti Tempo dan Republika Online, serta beberapa akun global lainnya. Fitur ini seperti yang terdapat dalam BBM Channels dengan fungsi news aggregator serupa.
Lalu ada fitur Shop bagi pengguna untuk mendapatkan stiker-stiker seperti aplikasi lainnya. Namun Riku lebih lanjut menjelaskan, “Demi mendapat perhatian publik, Jongla menghadirkan stiker animasi yang dapat bergerak dan dilengkapi suara.” Terdengar menarik memang, tetapi dengan kondisi infrastruktur jaringan di Indonesia yang terkenal lambat dan tidak stabil, fitur stiker animasi tersebut jadi tidak optimal dan susah untuk diakses.
Saat dikonfirmasi masalah infrastruktur ini, business development and partner director Jongla, Herry P. Simangunsong, mengatakan bahwa timnya akan bekerja lebih mendalam untuk menyesuaikan diri dengan kondisi di dalam negeri. Ia juga beralasan bahwa aplikasi ini lebih ringan saat ini dibandingkan dengan pertama kali diluncurkan pada tahun 2011 lalu.
Penambahan attachments dalam Chats
Ada satu hal yang tidak dapat dilewatkan dalam aplikasi ini, yakni Chats. Bila aplikasi chatting lainnya menawarkan kemudahan mengirimkan file gambar, suara, atau video dari lawan bicaranya, Jongla menambahkan satu lagi fungsi, yakni berbagi video YouTube secara langsung.
Dengan kata lain, aplikasi ini dapat juga digunakan untuk melihat video-video yang ada di dalam YouTube. Tetap saja, kondisi internet dalam negeri yang tidak stabil harus memaksa penggunanya bersabar menunggu proses pengiriman.
Secara keseluruhan, kami dapat berkata Jongla melengkapi kekurangan yang terdapat dalam fitur lainnya. Tapi, untuk urusan hemat data internet yang digunakan, aplikasi ini tidak dapat disandingkan dengan Whatsapp yang sangat ringan dan tidak memakan banyak kuota.
Plus
- Pilihan stiker beragam
- Privasi pengguna terjaga
- Dapat membeli stiker dengan pulsa telepon (khusus pengguna XL dan Axis)
Minus
- Meski banyak fitur, kuota yang digunakan juga banyak terbuang
- Bila berada di sinyal 3G buruk, profil pengguna tidak akan tampil
Jongla dapat di-download melalui:
Google Play: Jongla – gratis
iTunes App Store: Jongla – gratis
Windows Phone Store: Jongla – gratis
(Diedit oleh Herry Fahrur Rizal)

from Berita Teknologi | - Yahoo Indonesia News https://id.berita.yahoo.com/jongla%3A-aplikasi-chatting-yang-coba-051401540.html
via IFTTT
0 Response to "Jongla: Aplikasi chatting yang coba melengkapi kekurangan aplikasi sejenis (REVIEW)"
Post a Comment