Saya rasa hampir semua hal bisa dicari melalui mesin pencari Google, mulai dari makanan, tempat hiburan, musik, video, berita, dan masih banyak lagi. Tapi tampaknya hal ini tidak sejalan dengan apa yang dialami oleh Techrun Innovation Indonesia, startup asal Malang yang sempat saya temui saat mengadakan meetup di kota pahlawan tersebut. Mereka mengatakan:
Kami kesulitan mencari banyak hal. Perlu waktu lama untuk membuka dan membaca hasil pencarian satu per satu. Saat itu kami benar-benar berharap ada aplikasi mobile untuk mencari informasi yang lebih spesifik dan mendapat jawaban langsung dari banyak orang (crowd). Ada beberapa aplikasi tanya jawab yang telah tersedia seperti Quora. Namun kami merasa tidak mendapat jawaban yang relevan mengingat tidak banyak pengguna dari Indonesia [di sana].[…]
Berawal dari kesulitan mencari banyak hal dan sebagian besar mesin pencari menampilkan konten yang kurang relevan khususnya tentang Indonesia. Jimmy Kurniawan bersama dua rekannya, yakni Andry Susanto dan Willyanto Wijaya memutuskan untuk membuat sebuah aplikasi tanya jawab bernama Takon yang difokuskan untuk Indonesia.
Kata takon sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya bertanya dan saat ini Takon hanya tersedia untuk platform Android. Semenjak diluncurkan akhir bulan lalu, Jimmy mengklaim hingga kini aplikasi Takon telah di-download oleh 300 orang dan memiliki 280 pengguna terdaftar.
Quora versi Indonesia?
Dari segi tampilan, aplikasi ini cukup menarik dengan desain flat mengikuti trend aplikasi mobile serta didominasi warna putih dan hijau. Ada lima opsi dalam aplikasi ini: Takon, Topik/Explore, Pertanyaan Baru, Aktivitas, dan Profil.
Pada opsi Takon (opsi utama) terdapat daftar pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh semua pengguna yang diurutkan berdasarkan waktu posting serta topik yang dipilih saat pertama kali membuka aplikasi Takon. Misalnya topik tentang komputer, buku, otomotif, dan masih banyak lagi, yang bisa ditelusuri lebih lanjut melalui opsi Topik/Explore. Sebelum memilih topik yang diinginkan, pengguna bisa men-tap setiap topik untuk melihat pertanyaan apa saja yang telah ditanyakan dalam forum tersebut.
Apabila tertarik terhadap sebuah pertanyaan, selain tentunya memberi jawaban, Takon juga memungkinkan pengguna untuk mengikuti pertanyaan tersebut dengan men-tap tombol Following. Fitur ini mengingatkan saya pada Quora, dimana pengguna akan mendapat notifikasi apabila mengikuti sebuah pertanyaan. Namun mungkin lebih baik bila pengguna juga bisa melakukan voting pada sebuah pertanyaan dalam Takon. Sehingga pertanyaan yang banyak mendapatkan voting, akan otomatis terangkat sehingga memudahkan pengguna lainnya melihat pertanyaan yang sedang trending tersebut.
Lalu untuk melontarkan pertanyaan pengguna bisa masuk ke opsi Pertanyaan Baru yang ditandai dengan ikon tanda tambah (+). Pengguna cukup mengisi pertanyaan dan memilih setidaknya satu topik terkait. Selain melontarkan pertanyaan dalam bentuk teks, pengguna juga bisa menambahkan gambar untuk memperjelas pertanyaan dan bertanya sebagai anonim apabila identitas Anda tidak ingin diketahui.
Serupa dengan aplikasi mobile pada umumnya, melalui opsi Aktivitas pengguna bisa melihat aktivitas pengguna lain yang di-follow termasuk notifikasi. Misalnya notifikasi tentang pengguna lain yang menjawab atau mengikuti pertanyaan Anda.
Mirip dengan Twitter
Opsi terakhir adalah Profil. Dan tampilannya mengingatkan saya dengan aplikasi Twitter, dimana terdapat foto profil pengguna, jumlah follower, following, pertanyaan, serta aktivitas terbarunya lengkap dengan biodata yang bisa dilihat.
Menurut saya, mengikuti desain aplikasi lainnya yang sudah populer bisa menjadi langkah yang tepat agar pengguna baru yang sudah familiar tidak akan kebingungan saat menggunakan aplikasi. Sedangkan di sisi lain, aplikasi tersebut tampak tidak memiliki ciri khas atau karakteristik yang nantinya akan menjadi ikon pengenal aplikasi tersebut. Jadi akan lebih baik apabila membuat aplikasi yang memiliki karakteristik tertentu mulai dari ikon, warna, hingga user experience.
Konten utama aplikasi ini tentunya berasal dari pengguna. Disinggung mengenai konten negatif, Jimmy menjelaskan bahwa untuk mengantisipasi hal ini ia menyediakan tombol Flag (dengan ikon bendera) untuk melaporkan konten-konten negatif. Lalu pihaknya akan mengirimkan email ke pengguna yang mem-posting konten negatif tersebut. Dan apabila tidak direspon, pihaknya akan men-suspend akun tersebut.
Selain itu Takon juga menyediakan term of services penggunaan aplikasi ini. Namun, sayangnya peraturan ini ditulis menggunakan bahasa Inggris sedangkan fokus pengguna Takon adalah Indonesia. Hal itu juga terjadi pada opsi Topik/Explore dimana semua topik yang ditampilkan menggunakan bahasa Inggris.
Mengingat aplikasi ini bisa digunakan secara gratis, lalu bagaimana Takon melakukan monetasi? Saat disinggung tentang hal ini, Jimmy menjelaskan saat ini mereka sedang fokus meningkatkan jumlah pengguna, mengingat konten dalam aplikasi dihasilkan oleh para pengguna. Lalu kedepannya mereka berencana menghasilkan uang dengan konsep freemium dan menawarkan layanan advertising. Misalnya perusahaan travel atau penjual tiket bisa memasang iklan di kategori traveling.
Google Play: Takon – gratis
(Diedit oleh Enricko Lukman)

from Berita Teknologi | - Yahoo Indonesia News https://id.berita.yahoo.com/takon%3A-quora-rasa-twitter-ciptaan-115940054.html
via IFTTT
0 Response to "Takon: Quora rasa Twitter ciptaan orang Malang"
Post a Comment