Kisah Toge Productions mengambil alih dunia dengan para zombie

tim Toge-Productions

Seperti banyak studio indie pada umumnya, Toge Productions memiliki masa-masa awal yang sulit. Meskipun demikian, Toge Productions telah menjadi salah satu studio indie Indonesia yang paling sukses dan seri Infectonator buatannya dengan cepat menjadi merek global. Jadi apa rahasianya, dan bagaimana Toge Productions bertumbuh menjadi salah satu studio indie paling dikenal di Asia?


Toge Productions dimulai pada tahun 2008 ketika dua sahabat karib memutuskan untuk mengikuti kompetisi desain game. Kris Antoni bertindak sebagai senimannya dan Sudarmin Then bertindak sebagai programmer, tapi apa yang dimulai sebagai hobi ini ternyata menjadi sesuatu yang lebih di kemudian hari.


toge productions founder

Sudarmin Then (kiri) dan Kris Antoni (kanan).



Meski gagal karena terlambat menyerahkan karyanya di kompetisi tersebut, Kris dan Sudarmin akhirnya memutuskan berhenti dari pekerjaan mereka dan mulai sepenuhnya mendedikasikan waktu mereka untuk mengembangkan game. “Kami ingin memberikan 100 persen,” kata Kris, dan melalui sponsor dan pendapatan iklan dari proyek pertama mereka, duo tersebut berhasil mengumpulkan USD 3.000 (sekitar Rp 35,3 juta) untuk mendirikan Toge Productions.



Komitmen untuk terjun ke dalam industri game tadi rupanya mendapatkan cobaan berat di awal permulaan berdirinya Toge Productions. Dengan berbekal dua unit komputer dan modal yang kian menipis, kedua entrepreneur terpaksa harus mengerjakan sebagian besar pekerjaan mereka di garasi mobil milik Sudarmin setelah ayahnya Kris mengusir mereka dari rumah. Meskipun menghirup knalpot mobil setiap pagi, barang-barang berharga mereka seperti laptop dan handphone dicuri oleh asisten rumah tangga, dan hanya makan mie instan, Toge Productions memperoleh profit pada tahun pertamanya dan terus melaju sejak saat itu.


Infectonator-survivors-FI-GIA

Pada tahun 2009, Toge Productions berekspansi dengan merangkul teman lama mereka sewaktu sekolah, yaitu Andrew Jeremy dan Timothy Bernard. Dengan tambahan talenta ini, Toge Productions mampu beranjak ke tingkat berikutnya.


Berbekal kesuksesan Infectonator tadi, serta dukungan dari publisher Mochi Games, pada tahun 2010 tim Toge Productions akhirnya merelokasikan tempat mereka bekerja dari sebuah garasi mobil menuju blok perkantoran di Jakarta. Dengan modal yang dimilikinya kali ini, Toge Productions berinisiatif untuk membuat sebuah game MMO Planetary Conflict yang sayangnya harus kandas di tengah pengerjaan karena kurangnya sumber daya yang mereka miliki. Kris sendiri mendeskripsikan bahwa proyek MMO sangatlah “brutal”. “Kami kesulitan memenuhi biaya…tapi kami belajar banyak.”


Setelah gagal dengan Planetary Conflict, Toge Productions akhirnya berkomitmen untuk konsisten memproduksi “game single player yang bagus dan engaging.” Perusahaan ini juga memutuskan untuk konsisten membuat game premium. “Ketika seseorang membayar untuk sebuah game, mereka berinvestasi… dan lebih cenderung meluangkan waktu dan tenaga untuk itu.”


Pada tahun 2012, Toge merilis game mereka yang paling sukses hingga saat ini: Infectonator 2. Infectonator 2 telah dimainkan lebih dari 11 juta kali di Kongregate dan Armor Games. Versi mobilenya, yang dikenal hanya sebagai Infectonator, telah di-download sekitar setengah juta kali di Google Play dan iOS, dengan nilai rata-rata 4,5 sampai lima bintang di kedua platform tersebut. Dengan menampilkan selebriti, bahasa sehari-hari, dan visual retro; sangat mudah menebak mengapa game tersebut bisa sesukses itu.


Keberhasilan Infectonator 2 dan game lainnya memungkinkan Toge memperbanyak timnya dan mempersiapkan diri untuk proyek yang paling ambisius: game PC Infectonator: Survivors.


Berbeda dengan game Infectonator sebelumnya dimana Anda mendukung zombie, Infectonator: Survivors mengharuskan Anda bertahan dari serangan zombie. Pada game yang kini telah tersedia di Early Access Steam ini, Anda akan menjumpai lingkungan antah berantah di mana kalian bahkan bisa merekrut artis YouTube FreddieW dan segenap kru Left 4 Dead 2. Atas karyanya ini, Toge Productions mendapat penghargaan Best Desktop Game di ajang Indie Prize Casual Connect Asia 2014.


toge productions

Kesuksesan Toge Productions sedikit banyak dipengaruhi oleh faktor keberadaan website game seperti Armor Games and Kongregate. Dengan menggunakan website tersebut, Toge dapat berinteraksi dengan gamer secara langsung. Selama pengembangan Infectonator, Kris menjelaskan bahwa ia akan membaca feedback guna memperbaiki game-nya. Tapi meskipun interaksi antara pemain-developer tampak solid di Eropa dan Amerika, tidak begitu untuk kawasan di Asia. Dan Kris percaya bahwa itu karena pembajakan, yang telah menyebabkan banyak gamer di Asia, khususnya di Indonesia, mengharapkan game AAA dengan biaya yang lebih murah: sebuah permintaan yang tidak bisa dipenuhi developer indie.


Toge Productions sendiri juga merupakan korban pembajakan yang baru saja mereka alami tahun ini, ketika copy software Steam-nya ditampilkan di iOS dan Android. Beruntung Google dan Apple bertindak sigap dan menangani kasus ini dengan mencabut game tersebut, sebelum hal ini menjadi masalah yang lebih besar lagi.



Saat ini, Kris menyebut situasi Toge Productions sebagai perusahaan yang “mandiri”. Toge telah mendapat profit sejak tahun pertama, jadi meskipun perusahaan ini tidak mencari investasi secara agresif, Toge terbuka untuk hal itu.


Pengalaman Toge Productions yang beragam dalam segala hal mulai dari game MMO hingga game endless runner akan menjadi bekal mereka dalam menghadapi pasar game yang bergolak, tetapi ujian sejati mereka adalah apakah Toge bisa berhasil di game PC dengan Infectonator: Survivors mereka. Hanya waktu yang akan menjawab.




Artikel ini pertama kali dirilis di Games in Asia .







from Berita Teknologi | - Yahoo Indonesia News https://id.berita.yahoo.com/kisah-toge-productions-mengambil-alih-dunia-dengan-para-113017911.html

via IFTTT

Related Posts :

0 Response to "Kisah Toge Productions mengambil alih dunia dengan para zombie"

Post a Comment

wdcfawqafwef